
PURWOREJO, seputarpurworejo.com – Puluhan pelaku seni Kabupaten Purworejo mengusung sebuah pagelaran sendratasik (kolabori tari dan teater, red) berjudul “Bedhug Pendowo Jati” untuk mengisi Pentas Duta Seni di Ajungan Provinsi Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Namun, karena era pandemi, ada kebijakan dari Bapak Gubernur bahwa semua dilaksanakan secara virtual, Dijadwalkan, pertunjukan akan ditampilkan secara virtual melalui kanal youtube Badan Penghubung Jawa Tengah pada 6 Juni 2021 mendatang.
Di masa Pandemi Covid 19 ini dari 35 kabupaten/kota di Jateng, tidak semua mengirimkan duta seninya mengingat ada sejumlah daerah yang anggarannya di-refocusing untuk penanganan Covid-19. Hanya 27 kabupaten/kota yang dijadwalkan mengikuti.
Menurut Kasubid Promosi dan Informasi Badan Penghubung Provinsi Jateng, Menuk Indriastuti mengatakan seharusnya digelar di Anjungan Jawa Tengah TMII Jakarta. Namun, karena era pandemi, ada kebijakan dari Bapak Gubernur bahwa semua dilaksanakan secara virtual. Dijadwalkan, pertunjukan akan ditampilkan secara virtual melalui kanal youtube Badan Penghubung Jawa Tengah pada 6 Juni 2021 mendatang.
Menuk Idriastuti bersama tim monitoring dari Badan Penghubung mengungkapkan, pementasan secara virtual kali ini memiliki tantangan tersendiri mengingat target penontonnya yakni warga di wilayah Jabodetabek. Duta seni harus mampu menyajikan pertunjukan yang entertaining (menghibur), tetapi tidak kehilangan nilai budaya sesuai dengan target Jateng yakni pelestarian seni budaya.
“Saya melihat pagelaran teatrikal Duta Seni Purworejo yang mengangkat tradisi budaya dengan konsep kontemporer ini sangat tepat. Ada energi kontemporer, energi modern oleh rekan-rekan muda Purworejo dan ini semangat yang disukai warga Jakarta,” ungkapnya.
Lewat garapan yang memadukan konsep tradisi dan kontemporer tersebut, Tim Duta Seni Purworejo ingin menunjukkan kepada masyarakat Indonesia dan dunia bahwa Kabupaten Purworejo memiliki sebuah karya budaya agung sebagai penanda waktu shalat tiba dengan sejarah pembuatannya yang layak diapresiasi. Sebuah pengingat bagi manusia untuk tak lupa pada Tuhannya.
Pagelaran “Bedhug Pendowo Jati” berdurasi sekitar 55 menit tersebut melibatkan puluhan seniman tari dan teater muda Purworejo. Ketua Komunitas Teater Purworejo (KTP), Achmad Fajar Chalik, turun tangan langsung menulis naskah sekaligus menjadi penggarap teater atau pengadeganan. Sementara untuk penggarap tari dan geraknya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo) mempercayakan kepada seniman tari muda Purworejo, Sudrajat Dewandana SSn.
Jumlah talent yang terlibat ada sekitar 35 orang, tetapi secara keseluruhan mencakup penata artistik dan musik, ada 55 seniman lebih.
“Selain mengangkat sejarah Purworejo, Pentas Duta Seni kali ini sekaligus mengeksplor potensi seni budaya dan pelakunya. Kita mempercayakan konsep sampai garapannya pada seniman muda Purworejo serta melibatkan sebanyak mungkin seniman yang ada dari berbagai genre untuk berkolaborasi,” kata Kepala Dinparbud Purworejo, Agung Wibowo AP.
Menurutnya, selain pagelaran sendratari, Pentas Duta Seni juga akan didukung tampilan profil wisata, UMKM, serta ekonomi kreatif.
“Diharapkan dengan adanya penampilan secara virtual, baik seni budaya, pariwisata, UMKM, maupun dan ekonomi kreatif ini dapat lebih mempromosikan potensi-potensi yang ada di Kabupaten Purworejo,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Purworejo RH Agus Bastian SE MM mengapresiasi adanya kegiatan ini dan mengajak seluruh masyarakat untuk menyaksikan secara virtual. Melalui Sendratari Bedug Pendowo Jati diharapkan semakin memotivasi generasi pemuda.
Secara garis besar pagelaran menampilkan kisah pembuatan Bedhug Pendowo pada tahun 1834 Masehi. Adegan ini dimulai dengan prolog erlatar belakang waktu dan tempat berdirinya Kabupaten Purworejo pada 1831 M. Bupati Purworejo Pertama RAA Cokronegoro memprakarsai berbagai pembangunan mulai dari saluran irigasi Kedhung Putri yang memanjang dari utara keselatan. Dedalam Kabupatn, Pendopo Agung, Alun-alun hingga Masjid Agung ( 1834 M ). Dan kemegahan Masjid Agung tercetuslah ide untuk membuat Bedug Istimewa yang terbuat dari bahan pilihan yang gaungnya akan menyentuh jiwa manusia. ( Pam )